Menaker Ajak IBM Kerjasama Tingkatkan Daya Saing Pekerja Indonesia

By Admin

nusakini.com--Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dakhiri mengatakan pemerintah memberikan apresiasi yang tinggi kepada IBM (Watson Bedriffs Machine Java NV) yang telah berkarya sejak 1937 dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan teknologi informasi di Indonesia selama 80 tahun. 

Menaker Hanif menegaskan perkembangan teknologi dan informasi merupakan sesuatu yang sulit dihindari dan seluruh elemen harus mengambil kesempatan yang tumbuh dari perkembangan tersebut. Menaker meyakini cepatnya perkembangan teknologi dan informasi akan menciptakan pekerjaan baru. 

Terkait hal itu, Menaker mengajak kalangan BUMN dan swasta untuk bersama-sama pemerintah membangun SDM sesuai perkembangan masa depan terutama yang dipengaruhi teknologi dan informasi. 

"Kita harus mengambil manfaat untuk kepentingan kita bersama. Mari IBM terus bekerjasama untuk membuat daya saing Indonesia semakin kompetitif, baik daya saing industri maupun tenaga kerjasamanya, " ujar Menaker Hanif saat Menaker Hanif saat memberikan sambutan pada acara IBM Watson Indonesia Summit 2017 di Hotel JW Marriot, Jakarta.

Menaker mengungkapkan hasil survei penetrasi dan perilaku pengguna internet Indonesia yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia (APII) pada tahun 2016 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia umur 10 tahun ke atas yang menjadi pengguna internet mencapai 132,7 juta orang. 

"Mereka terdiri atas ukur 10-24 tahun mencapai 75,5 persen, umur 24-34 tahun mencapai 75,8 persen dan 54,7 persen pada usia 35-44 tahun serta pada usia 45-54 tahun 17,2 persen. Sementara usia 55 tahun ke atas hanya sebesar 2 persen, " ujar Menaker Hanif.

Karenanya Menaker menilai di masa depan, investasi pada sektor teknologi dan informasi masih sangat menjanjikan, mengingat penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) di Indonesia mencapai 190,59 juta orang. "Sebanyak 131,54 juta orang (69,02 persen) diantaranya aktif di pasar kerja sebagai angkatan kerja, " ujar Menaker. 

Menaker menambahkan sisi menariknya adalah pekerja bisang teknologi dan informasi tidak selalu harus berpendidikan tinggi, tetapi telah terbukti dapat dilakukan oleh pekerja yang terlatih sekalipun berpendidikan rendah. Bahkan di Amerika Serikat sekalipun, kini pekerja di bidang teknologi informasi sudah mulai tidak menyuarakan lagi harus lulusan perguruan tinggi.

"Dengan demikian bidang teknologi dan informasi menjadi peluang kesempatan kerja bagi penduduk usia kerja maupun angkatan kerja Indonesia berpendidikan rendah (SMP ke bawah) yang persentasenya masing-masing mencapai 63,91 persen dan 59,61 persen dari populasi penduduk Indonesia " ujarnya.(p/ab)